Warna gigi menjadi putih – Gigi merupakan salah satu faktor estetika penting bagi pasien, termasuk warna gigi.
Di Inggris telah dilaporkan bahwa 28% orang dewasa tidak puas dengan penampilan warna giginya dan 34% populasi orang dewasa di Amerika Serikat, tidak puas dengan warna gigi aslinya.
Oleh karena itu, banyak orang yang memilih untuk memutihkan gigi mereka.
Adanya diskolorasi atau perubahan warna gigi ekstrinsik dan intrinsik yang dapat terjadi pada gigi vital atau non vital akan memengaruhi estetika dan kepribadian seseorang.
Perubahan warna gigi menjadi masalah karena membuat banyak orang merasa tidak nyaman ketika berbicara atau tersenyum.
Mereka berkeyakinan bahwa gigi putih mampu membuat orang merasa lebih cantik dan percaya diri.
Salah satu perawatan konservatif yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan warna gigi adalah dengan melakukan perawatan memutihkan gigi atau disebut juga bleaching.
Bleaching merupakan suatu prosedur memutihkan gigi dengan merubah warna sampai mendekati warna asli gigi dengan proses perbaikan secara kimiawi. Perawatan ini bertujuan untuk mengembalikan estetika gigi seseorang.
Bleaching sudah mulai populer dan dapat dilakukan secara in office bleaching yaitu dikerjakan di klinik oleh dokter gigi secara langsung.
Atau home bleaching yang dilakukan di rumah dengan pantauan dokter gigi, dan dapat dilakukan secara internal untuk gigi yang sudah mati maupun eksternal untuk gigi sehat.
Bahan bleaching membantu menghilangkan pewarnaan yang bermula dari dalam gigi (intrinsik) dan juga pewarnaan di permukaan gigi (ekstrinsik) yang hasilnya dapat mengubah warna asli gigi.
Penyebab pewarnaan gigi pada permukaan luar email disebabkan karena merokok atau kebiasaan minum minuman berwarna seperti teh atau kopi.
Proses terjadinya pewarnaan gigi karena makanan/minuman diserap kedalam plak atau acquired pellicle ke permukaan gigi, sehingga dapat menghasilkan suatu warna karena adanya ikatan ganda yang saling berhubungan dengan permukaan gigi melalui suatu pertukaran ion.
Eksternal Bleaching
Eksternal bleaching adalah cara untuk menghilangkan pewarnaan tersebut. Sedangkan intracoronal bleaching adalah cara untuk menghilangkan pewarnaan intrinsik yang disebabkan oleh kematian atau nekrosis dari jaringan gigi.
Produk whitening hanya untuk menghilangkan pewarnaan di permukaan gigi saja, mengandung bahan yang bekerja menghilangkan pewarnaan dengan aksi fisik dan kimia. Terdapat beberapa macam bahan pemutih gigi yang telah digunakan seperti sodium hipoklorit, sodium perborat, dan hidrogen peroksida. Sekarang ini bahan pemutih yang biasa digunakan untuk memutihkan gigi adalah hidrogen peroksida sebagai bahan aktifnya.
Proses memutihkan gigi dipengaruhi oleh stain meliputi tipe, asal, lamanya keberadaan stain dan bahan peroksida meliputi teknik/metode, bahan bleaching, konsentrasi, waktu aplikasi, frekuensi aplikasi, teknik aplikasi, pH, suhu, cahaya untuk mendapatkan oksigen bebas.
Pemakaian bahan pemutih gigi untuk memutihkan gigi dapat menyebabkan terjadinya efek samping, yaitu pada jaringan keras, mukosa, dan sensitifitas gigi.
Sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat terkait dengan efek samping bahan pemutih gigi. Efek ini bersifat sementara dan hilang setelah perawatan dihentikan.
Jadi, sebelum memutihkan gigi kamu bisa konsultasi terlebih dahulu ke dokter gigi ya! Jangan lupa juga untuk datang ke FDC Dental Clinic!
Ditulis oleh: Drg. Rebecca Octavina Say
Sumber info :
- Meiyestri D, Fadil O, Nila K. Pengaruh Aplikasi Bahan Pemutih Gigi Karbamid Peroksida 10% dan Hidrogen Peroksida 6% secara Home Bleaching terhadap Kekerasan Permukaan Email Gigi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015
- Ratnawati H. Pemutihan Gigi (Tooth-Whitening) Pada Gigi Yang Mengalami Pewarnaan. 2009
- Meizarini, Asti, Mardiana A. Adam. Sitotoksisitas pemutih gigi berdasarkan konsentrasi bahan. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi. 2010
- Jurnalis, Devriza, Endang Sukartini, Setiawan Natasasmita. The diffrerences of tooth density changes in the application of 45% carbamide peroxide pf and 38% hydrogen peroxide pf as dental bleaching agents and after the application of 1,2% acidulated phosporic fluoride. Padjajaran Journal of Dentistry. 2010
Baca Juga:
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut – Drg Andry Elvandari