Sebagian orang pasti pernah mengalami sariawan dalam hidupnya. Ternyata jangan pernah menyepelekan sariawan lhoo.
Tanpa kita sadari mungkin dapat menimbulkan penyakit lainnya. Nah kira-kira apa bagaimana ya cara mengatasi sariawan dan jenis sariawan tuh apa aja yaa?
Menurut Gallo dkk (2009) dan Vadivelu (2014) mengatakan jika ternyata ulkus pada mukosa mulut sering disebut sebagai sariawan oleh masyarakat Indonesia.
Sariawan dapat menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman yang dapat mengganggu asupan nutrisi dan kualitas hidup penderitanya sehingga perlu perawatan.
Ada beberapa jenis sariawan yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu:
1.SAR (Stomatitis Aphtous Reccurent)
Stomatitis Aphthous Reccurent adalah lesi ulserasi yang umumnya terjadi pada permukaan mukosa mulut, sakit dan memiliki ciri khas berulang atau rekuren pada interval mulai dari hari kebulan atau bahkan bertahun-tahun. Lesi ulserasi dapat berbentuk bulat atau oval dengan batas tegas dan dikelilingi eritema (kemerahan) pada tepi.
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui, namun ada faktor predisposisi nya, antara lain: trauma, defisiensi nutrisi, faktor psikologis, faktor alergi, ketidakseimbangan hormonal, dan gangguan sistem imun.
Baca Juga : Inilah Masalah yang Sering Terjadi pada Gusi
Perawatan yang bisa dilakukan untuk penyakit SAR adalah perawatan topikal yang berupa larutan kumur anti bakteri dan anti radang (chlorhexidine 0,2%) dan obat-obatan yang bersifat anestetik (lidocaine 2%). Perawatan sistemik (untuk kasus berat) yaitu dengan pemberian obat (prednisone 20-30mg, 3 kali sehari dalam 4-7hari).
2. Ulcus Traumaticus
Ulcus Traumaticus adalah suatu kerusakan lapisan epitel yang berbatas jelas yang membentuk cekungan, ulkus sering ditemukan di rongga mulut. Trauma merupakan penyebab tersering terjadinya ulkus pada membran mukosa.
Biasanya pasien dapat memperkirakan kejadian yang menimbulkan ulkus. Pada umumnya ulkus terjadi setelah beberapa kali paparan trauma.
Ulcus traumaticus dapat disebabkan oleh (Scully dkk., 2003; Greenberg, 2008)
- Trauma mekanik : makanan yang kasar (tajam), tergigit, terkena sikat gigi, klamer gigi tiruan lepasan, dan tepi restorasi yang tajam
- Trauma kimia : Aspirin, perak nitrat, H2O2, fenol
- Thermal : makanan atau minuman panas, CO2 dingin (dry ice)
- Elektrik : sengatan listrik
Vitamin, obat kumur antiseptik, steroid topikal, dan imunomodulator sistemik merupakan berbagai obat-obatan yang dianjurkan untuk mengobati ulkus mulut sesuai dengan faktor penyebabnya.
Antiseptik dan anestesi topikal dapat diberikan untuk kasus ringan yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit (Gayford, 1990; Lewis dan Lamey, 1998).
Menurut Gupta dkk (2012) mengatakan bahwa obat yang paling banyak digunakan untuk mengobati ulkus 1 2 mulut adalah steroid topikal. Steroid topikal merupakan terapi gold standard (Scully dan Felix, 2005) ulkus mulut.
Kenalog in orabase® merupakan salah satu jenis kortikosteroid topikal yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% dan berfungsi sebagai agen anti inflamasi (Savage dan McCullough, 2005).
Nah ada baiknya kamu menjaga kesehatan gigi kamu sejak dini ya FDCiers. Jangan lupa untuk memeriksakan gigi kamu paling tidak 6 bulan sekali di FDC Dental Clinic. Klinik gigi, ya FDC!
Baca Juga :
Mengenal Lebih Jauh Tentang Perawatan Veneer
Bolehkah Mencabut Sendiri Gigi Anak tanpa Bantuan Dokter Gigi?
Sumber Referensi :
- Laskaris George. Treatment of Oral Disease. New York: Stuttgart; 2005: 15-17.
- Greenberg Martin S, Glick Michael, Ship Jonathan A. Burket’s Oral Medicine Eleven Hamilton : B.C.Decker Inc; 2008: 57-60.
- Langlais Robert P, Miller Craig S, Nield-Gehrig Jill S. Color Atlas of Common Oral Disease Foourth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2003: 172-175.
- Scully Crispian. Oral and Maxillofacial Medicine Second Edition. Toronto: Elsevier; 2008: 152-153.
- Gandolfo Sergio, Scully Crispian, CarrozzoMarzo. Oral Medicine. Toronto: Elsevier; 2006: 43-45.