Peringatan hari kartini – Berkat jasa R.A. Kartini, kini wanita Indonesia bisa memiliki derajat yang sama dengan kaum pria. Wanita Indonesia bisa memiliki kekuatan dan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan.
Dalam menyambut hari Kartini, FDC Dental Clinic juga ikut meramaikan dengan mengadakan acara memperingati hari kartini.
Acara tersebut dimeriahkan oleh para Dokter dan Staff di FDC Dental Clinic, dengan memakai pakaian adat daerah yang ada di Indonesia.
Sejarah Singkat R.A. Kartini
Raden Ajeng Kartinilahir di Jepara, pada tanggal 21 April 1978. Ayahnya bernama R.M. Sosroningrat seorang bangsawan yang menikah dengan Ibu dari R.A Kartini yang merupakan keturunan biasa, M.A. Ngasirah.
Kartini kecil disekolahkan di ELS (Europese Lagere School) oleh Ayahnya. Di sanalah ia belajar bahasa Belanda dan bersekolah hingga ia berumur 12 tahun. Karena setelah itu ia harus tinggal di rumah untuk ‘dipingit’, seperti kebiasaan anak perempuan pada masa itu.
Pada masa itu para perempuan termasuk R.A. Kartini akan dipingit setelah akil baliqh, para perempuan tak perlu punya cita-cita yang tinggi. Pada masa itu seorang perempuan hanya diajarkan tentang bagaimana mengurus rumah.
Tidak boleh menjabat sebagai apapun pada jamannya, hanya boleh menjadi ibu rumah tangga.
Namun tidak dengan Kartini kecil, meskipun berada di rumah ia tetap aktif dan tak berhenti belajar. Ia mulai tertarik dengan cara berpikir wanita Eropa yang ia baca melalui surat kabar, buku, serta majalah.
Bukan hanya itu, ia bahkan sering surat-menyurat dengan temannya yang berasal dari Belanda.
Isi dari surat yang ia tulis lebih banyak berupa keluhan-keluhan mengenai kondisi wanita pribumi pada saat itu. Di mana mereka terkekang dengan kebudayaan dan menghambat kemajuan mereka.
Cita-Cita R.A. Kartini
Cita-cita luhur R.A. Kartini adalah ingin melihat wanita pribumi dapat memiliki kebebasan untuk belajar dan menuntut ilmu seperti sekarang ini.
Pada tahun 1903 R.A. Kartini dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang menjabat sebagai bupati Rembang.
Meskipun tidak bisa melanjutkan cita-cita karena pernikahan itu, suaminya memberikan kebebasan pada R.A. Kartini untuk mendirikan sekolah wanita pertama. Sekarang sekolah itu dikenal sebagai Gedung Pramuka.
Anak pertama dari pernikahannya lahir pada tanggal 13 September 1904. Namun miris, setelah beberapa hari melahirkan anaknya, ia wafat pada 17 September 1904.
Sepeninggal R.A. Kartini, seorang pria Belanda bernama J.H. Abendanon mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis R.A. Kartini. Dari situlah cikal bakal terbitnya buku yang berjudul “Door Duisternis tot Licht”yang kemudian diterjemhakan dengan judul “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”.
Perayaan Hari Kartini di FDC Dental Clinic
Saat ini di jaman yang sudah maju, kaum perempuan sudah bebas memilih apa yang dia suka. Tidak ada larangan untuk mereka, saat ini banyak perempuan yang sudah setara bahkan melebihi kaum pria dibidangnya masing-masing.
Namun walau begitu tetap saja, wanita harus tetap patuh pada pria apalagi kalau pria adalah orang tua dan suaminya. Mungkin saat ini sudah banyak wanita yang jabatannya diatas laki-laki, namun tetap saja mereka seorang wanita yang kalau sudah berada dirumah sebagai ibu rumah tangga.
Para kartini di FDC Dental Clinic, menyambut hari kebebasan wanita ini dengan meriah. Mereka berlomba untuk menampilkan kostum-kostum menariknya.
Tidak hanya itu, mereka diwajibkan untuk terus memakai kostum tersebut selama jam kerja. Tidak boleh melepasnya, kalau ada yang melanggarnya akan dikenakan denda yaitu memakai daster selama satu minggu.
Fakta R.A. Kartini
Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah kutipan
Dahulu R.A. Kartini gemar sekali menulis surat kepada teman-temannya. Kemudian surat-surat tersebut dikumpulkan oleh J.H. Abendanon dan dibuat buku yang berjudul “Door Duisternis tot Licht”.
J.H. Abendanon merupakan, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku yang ditulisnya “Door Duisternits tot Licht” merupakan Bahasa Belanda, yang kalau diartikan kedalam Bahasa Indonesia memiliki arti “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Wafat diusia muda
R.A. Kartini wafat pada usia 25 tahun, usia dimana saat ini banyak wanita yang belum menikah. R.A. Kartini wafat beberapa hari setelah melahirkan, lebih tepatnya 17 September 1904. Makamnya berada di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang Jawa Tengah.
Gemar memasak
Kebiasaan yang memang biasa dilakukan oleh para kaum wanita pada jamannya. R.A. Kartini sangat gemar memasak, lewat makanan Ia memperkenalkan Nusantara kepada dunia. Resep masakan terkenanlnya ialah Sup Pangsit Jepara, dan Ayam Besengek.
Seorang juru dakwah
Kartini seorang juru dakwah yang memperkenalkan Agama Islam, selalu berusaha memperkenalkan Islam kepada Dunia luas.
Itulah tadi sejarah singkat R.A. Kartini, Semoga banyak para wanita saat ini yang terinspirasi oleh sosok R.A. Kartini.
Jangan lupa baca terus artikel tentang kesehatan gigi dan mulut di Website FDC Dental Clinic, Klik Disini