Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah.
Merokok merupakan hal yang biasa kita jumpai di setiap tempat di dunia. Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan, bersifat umum, dan berdaya rusak tinggi terhadap kesehatan gigi dan mulut.
World Health Organization
Telah menetapkan bahwa tanggal 31 Mei sebagai hari bebas tembakau sedunia. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya perhatian dunia terhadap akibat negatif rokok bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Berdasarkan data WHO tahun 2008 jumlah perokok Indonesia sebanyak 65 juta orang pada tahun 2010 Indonesia merupakan konsumen rokok terbesar ketiga di dunia setelah China dan India.
Kebiasaan merokok yang dapat merugikan diri sendiri telah terbukti berhubungan dengan banyak penyakit, dan berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Rongga mulut merupakan daerah yang paling mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Terjadinya perubahan dalam rongga mulut disebabkan karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-zat hasil pembakaran rokok.
Baca juga : Merokok Dan Kesehatan Gigi, Apa Hubungannya !
Akibat Kebiasan Merokok
Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yang terjadi di rongga mulut adalah smoker’s melanosis, menunjukkan prevalensi sekitar 31% yang terdapat pada gingiva cekat mandibula di bagian labial.
Ciri-cirinya adalah makula berwarna kecoklatan, disebabkan karena meningkatnya produksi melanin oleh melanosit dan letaknya dengan lapisan sel basal dan lamina propria, pigmentasinya bersifat reversibel walaupun biasanya hilang setelah betahun-tahun atau setelah berhenti kebiasaan merokok.
Pengertian Smoker’s Melanosis
Merokok dapat menyebabkan pigmentasi pada mukosa mulut dengan peningkatan produksi melanin. Smoker’s melanosis ini paling jelas terlihat pada kulit putih karena kurangnya pigmentasi pada mukosa mulut.
Tetapi, beberapa orang berkulit gelap yang merokok akan memiliki pigmentasi lebih menonjol pada mukosa mulutnya. Wanita lebih sering terkena dari pada pria, yang menunjukkan efek sinergis antara hormon seks wanita dan merokok.
Smoker’s melanosis secara langsung dihubungkan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari, lamanya merokok dan kebiasaan merokok tembakau.
Akibat Smoker’s Melanosis
Smoker’s melanosis dapat mempengaruhi permukaan mukosa manapun namun pada umumnya terjadi pada gingiva anterior labial mandibula, khusunya pada labial gigi anterior perokok.
Pada perokok pipa menunjukkan pigmentasi pada mukosa bukal dan Smoker’s melanosis terlihat pada pallatum durum yang merokok secara terbalik. Itulah yang terjadi terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Kesehatan Gigi dan Mulut – Gambaran Klinis Smoker’s Melanosis

Smoker’s melanosis
Tampak sebagai bercak berawarna coklak difus, berbentuk datar, dan tidak teratur yang ukuranya beberapa sentimeter. Biasanya terdapat pada gingiva anterior labial dan mukosa pipi, daerah-daerah rawan lain termasuk mukosa bibir, palatum, lidah, dasar mulut dan bibir.
Pigmentasi yang dikaitkan dengan merokok pipa terjadi mukosa bukal. Pada beberapa orang menggunakan rokok seperti rokok putih yang ditempatkan pada kavitas mulut, akan menunjukkan pigmentasi pada palatum keras.
Derajat pigmentasi berkisar dari coklat muda sampai tua. Pigmentasi pada mukosa mulut berhubungan dengan lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap. Biasanya di menjumpai fokus coklat tua yang tersebar asimetris yang disertai gigi-gigi yang mengalami perubahan warna menjadi coklat halitosis.
Kesehatan Gigi dan Mulut – Etiologi Smoker’s Melanosis
Faktor dari smoker’s melanosis yaitu nikotin.
Kondisis ini disebabkan oleh efek panas dari asap tembakau pada jaringan mulut atau efek langsung dari nikotin yang merangsang melanocytes yang terletak disepanjang sel-sel basal epitel untuk menghasilkan melanosomes sehingga mengakibatkan deposisi peningkatan melanin.
Melanosit tersebut mengalami derajat bervariasi dari kemunculan/stimulasi, mengarah pada pigmentasi mukosa.
Baca juga : Benarkah Kebiasaan Merokok Menyebabkan Gusi Berubah Warna Kehitaman? – Drg. Avika Intan
Perawatan Smoker’s Melanosis
Hal yang dilakukan untuk menangani Smoker’s melanosis adalah menginstruksikan pasien untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan.
Berhenti merokok biasanya menunjukkan hilangnya melanosis selama beberapa periode sampai beberapa tahun. Program berhenti merokok dengan konsultasi dan dibantu oleh lingkungan keluarga akan memberikan keuntungan.
Smoker’s melanosis biasanya hilang dan kembali normal dalam waktu tiga tahun setelah berhenti merokok. Biopsi harus dilakukan jika peningkatan permukaan atau peningkatan intensitas pigmen atau jika pigmentasi pada sisi yang tidak diduga.
Nah ada baiknya kamu menjaga kesehatan gigi kamu sejak dini ya FDCiers. Jangan lupa untuk memeriksakan gigi kamu paling tidak 6 bulan sekali di FDC Dental Clinic. Klinik gigi, ya FDC.
Sumber Referensi :
- Burket’s Oral Medicine, 11th edition, 2008, Martin S. Greenberg; MichaelGlick; Jonathan A. Ship hal: 107-127 BC Decker. Inc, Ontario
- Scully Crispian. Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of Diagnosis and Treatment. Churchill Livingston Elvisier, 2008
- Smokers Melanosis, https://www.hindawi.com/journals/crid/2015/510589/
- Disappearance of smoker’s melanosis after reducing smoking, https://www.researchgate.net/publication/14882902_Disappearance_of_smoker’s_melanosis_after_reducing_smoking